Selasa, 16 April 2019

Belanda Pelit: Seminar Manuskrip Arab Pra Islam

Ibu saya pernah bilang, Inggris kalau menjajah mengajari bangsa jajahannya. Kalau Belanda tidak. Mereka berusaha jajahan menjadi bodoh. Pernyataan ibu saya, setidaknya untuk satu kasus, terbukti tadi sore.

Ada seminar tentang manuskrip Arab pra Oslam. Penanya terakhir menanyakan langkah metodologi penelitian philologi. Saya sudah curiga itu pertanyaan tentang dapur, takkan di jawab. Dan benar, Belanda itu malah ngalur ngidul. Padahal tinggal sebut langkahnya satu persatu secara padat dan singkat.


Setelah Si Belanda menjawab, moderator melihat eksperi saya tidak puas dan mencoba menjelaskan bahwa studi akademik itu tidak instan, membela Si Belanda. Saya tahu itu, saya Magister di ICAS-Paramadina, kok. Tapi urusan ini bisa dijawab singkat dan padat langkah-langkahnya. Jangan menunjukkan kesan pelit.

Profesor kami coba menawarkan solusi atas kesan pelit Si Belanda untuk belajar manuskrip di PPIM. Saya tahu kok. Sama Prof. Oman, kan.

Tetapi sudahlah, saya coba berpikir positif. Tidak semua Belanda seperti dia. Saya coba memperbaiki situasi hati dengan berkata pada diri sendiri: Ini seminar tentang temuan dia, bukan dapurnya, bukan metodologinya, tapi otak saya tetap ngotot:

Setidaknya dia sedikit mengarah pada pertanyaan, bukan ngeyel dan ngalur-ngidur. Itu menunjukkan dia memang pelit.

Wallahu'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar