Rabu, 13 Maret 2019

Islam, Formalisasi Syariat Islam dan Post-Islamisme di Aceh: Masa Depan Dayah

Salah satu bagian yang menjadi sangat penting dalam buku ini adalah bagaimana Mukhlisuddin  Ilyas dengan sangat cerdas membaca peta politik di Aceh di mana kemenangan sebenarnya dalam kontestasi antar identitas di Aceh adalah berada di tangan dayah. Setelah mantan GAM merosot dalam perpolitikan di Aceh, maka estafet kepemimpinan politik, yang tentunya menentukan berbagai aspek sosial lainnya seperti agama pendidikan dan sebagainya bagi masyarakat Aceh berada di tangan dayah.


Bacaan Mukhlis ini membuat saya teringat pada pernyataan seorang warga di Aceh beberapa tahun lalu yang mengatakan, kita telah mempercayai mantan kombatan selama beberapa tahun, tetapi hasilnya mereka hanya mampu memperkaya diri. "Ke depan, semuanya kita kembalikan kepada ulama", katanya.

Saya juga teringat prediksi seorang tukang jual obat keliling yang mengatakan akhir 2019, Aceh dipimpin oleh ulama. Menariknya, prediksi itu berdasarkan bacaannya dari sebuah kitab kuning yang telah ditulis beberapa ratus tahun lalu.

Prediksi serupa juga pernah saya dengar dari Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad dalam sebuah diskusi singkat. Saya katakan prediksi bapak sama dengan tukang jual obat. Tapi dia tidak tersenyum karena sedang sangat serius.

Prediksi itu tidak dapat dikatakan mustahil karena, sebagaimana deskripsi Mukhlis, dewasa ini, santri dayah telah membuka diri terhadap modernitas. Sudah banyak alumni dayah yang kuliah hingga Ph.D. Mereka telah menguasai pos-pos modernis yang biasanya diisi alumni IAIN dan kader organisasi Islam modern seperti Kemenag, MPU, Dinas Dayah dan sebagainya.

ISLAM, FORMALISASI SYARIAT ISLAM DAN POST ISLAMISME DI ACEH
Rp. 120.000
Berminat inbox
Wa 085260649068
Aceh dan Jabodetabek FREE ONGKIR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar