Buku "Wahdat Al-Wujud: Konsep Kesatuan Wujud Antara Hamba dan Tuhan Menurut Hamzah Fansuri" bermula dari sebuah artikel tugas tulisan dalam matakuliah “Concept of
God in Islamic Philosophy” yang diampu oleh Dr. Haidar Bagir. Lalu penulis
kembangkan menjadi proposal tugas yang diberikan oleh Dr. Akhyar Yusuf Lubis, pakar epistemologi dan metodologi dari Universitas Indonesia, ketika beliau
mengampu mata kuliah Methodology of Research. Proposal tersebut terus
diperbaiki di bawah arahan Dr. Akhyar, hingga masuk ke Lembaga Manajemen Tesis
Islamic Collage for Advanced Study-Universitas Paramadina. Di bawah supervisi
Dr. Muhsin Labib, proposal tersebut disahkan menjadi proposal tesis. Di bawah
bimbingan Prof. Dr. Abdul Hadi, WM, tesis tersebut disidangkan oleh Dr. Haidar
Bagir, Dr. Abdelaziz Abbaci dan Dr. Khalid Al-Walid. Setelah sidang,
perbaikan demi demi perbaikan dilakukan di bawah arahan para penyidang Selanjutnya
tesis tersebut terus dikembangkan hingga menjadi sebuah buku.
Ketertarikan
penulis mengulas ajaran Hamzah Fansuri karena beliau adalah ‘urafa,
penyair dan Mufti Kerajaan Aceh Darusalam. Sehingga sosoknya dapat menjadi
representasi aset intelektual asli Nusantara. Memperkenalkan kembali ajarannya
sangat penting untuk mencari format membangun kembali keagamaan Indonesia yang
damai setelah tradisi teologis yang ortodoks menemukan status quo dalam membina
ummat. Pandangan keislaman yang literal sering menimbulkan masalah bagi ummat
dan negara. Untuk itu, gagasan 'urafâ
adalah alternatif keberagamaan dan kehidupan sosial di masa depan.
Wahdat al-Wujûd yang dianggap
kontrofersial ternyata bukan karena sesat, melainkan tercoreng oleh provokasi
negatif pemangku otoritas keagamaan yang ingin mempertahankan kekuasaannya
dalam wilayah agama. Padahal ajaran ini adalah jalan untuk menyelamatkan kaum
Muslim dan umat manusia dari ajaran-ajaran keagamaan yang sulit menemukan
kesesuaiannya dengan akal sehat dan pandangan objektif masyarakat dunia.
Bila
dalam sepanjang buku ini ditemukan akurasi ilmiah dan nilai positif bagi
pembaca, itu tidak lain karena pikiran-pikiran cerdas nama-nama yang telah
penulis sebutkan di atas. Namun, bila ditemukan kekeliruan ilmiah dan
kesalahan-kesalahan, maka itu semata karena kebebalan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar