Selasa, 29 Januari 2019

Kenapa Banyak Uleebalang Menjadi Wahabi?

Kenapa banyak uleebalang menjadi wahabi? Karena orientasi kehidupan mereka adalah dunia praksis yang menyibukkan seperti ekonomi dan politik. Mereka punya mobilitas tinggi. Tetapi tetap tetap percaya akhirat. Sehingga mereka butuh pengajarn agama yang instan, praktis dan cepat saji.

Di masa kolonial, anak anak ulee balang disekolagkan di sekolah Belanda supaya kemiliki bekal bekal kebutuhan dunia. Tetapi mereka tetap percaya Tuhan. Makanya organisasi yang mampu memenuhi kebutuhan agama secara instan seperti Muhammadiyah diminati. Anak uleebalang tidak dikirim ke dayah. Di dayah tidak bisa memiliki bekal belajar administrasi, ekonomi dan politik sebagaimana kebutuhan uleebalang.



Dayah sejak kolonialisme hanya belajar agama secara terbatas seperti akidah dan fikih. Belanda tidak mengizinkan dayah belajar ilmu ilmu lain karena khawatir terjadi pemberontakan.

Ketika Revolusi Indonesia, uleebalang tetap membutuhkan ilmu ilmu administrasi, ekonomi dan politik agar memiliki banyak peran praktis dalam negara Indonesia. Lagi lagi mereka butuh belajar agama secara instan. Mereka belajar agama di lembaga dakwah kampus dan organisasi organisasi islam modern. Lagi pula pasca kemerdekaan, dayah tetap hanya fokus belajar agama secara terbatas.

Sebab itu, tempat tempat yang di dominasi uleebalang, organisasi islam modern memiliki basis yang kuat.

Apa masalah belajar agama secara instan? Masalahnya agama menjadi seperti alat mekanis. Bayangkan di IAIN misalnya, sudah khatam Kitab Al Umm hanya dengan satu semester, empat belas pertemua, plus telah dijkaji aktualisasinya di jaman modern. Bayangkang dengan di dayah yang cuma belajar kitab pengantarnya pengantar ajaran imam syafii yang hanya setebal seratusan halaman, baru habis dipelajari tiga tahun.

Di dayah, satu kaidah atau satu kalimat dalam kitab disyarah sedemikian rupa bahkan hingga beberapa pertemuan sampai santri paham. Di IAIN atau pesantren kilat, ketika disebut nama satu kitab atau membaca sinopsisnya satu paragraph, dianghap sudah khatam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar