Minggu, 26 Mei 2019

Novel Orang Orang Biasa karya Andrea Hirata

Dari halaman 30 hingga 90 novel ini akan terasa membosankan. Tetapi setelah peristiwa perampokan bank, maka tampaklah kelas Andrea Hirata sebagai novelis papan atas.




Sebenarnya spoiler novel ini dapat dilakukan hanya dengan tiga atau empat kalimat. Satu paragraph saja, maka novel ini dapat kehilangan esensi cerita. Saya tidak paham juga kenapa Andrea bisa selengah ini.

Fukus cerita novel ini adalah seorang gadis remaja yatim, yang ibunya hanya penjual mainan anak-anak di emperan yang sering diuber polisi, diterima fakultas kedokteran dan berjuang mendapatkan biaya untuk kuliah. Sedikit lagi saja saya lanjutkan sinopsis cerita maka menjadi spoiler. Aneh memang.

Saya menyimpulkan, novel ini tidak lebih baik daripada novel terburuk Andre yang ada seperti Sang Pemimpi, Edensor dan Sebelas Patriot. Bahkan Sorkus Pohon yang jauh lebih buruk daripada Ayah, jauh lebih baik daripada novel ini.

Nivel ini melibatkan sangat banyak karakter. Bagi pribadi Andrea sendiri, novel ini sangat membantu karirnya sebagai latihan memainkan karakter, tetapi sayangnya novel ini benar-benar membuat pembaca bingung, lalu jenuh.

Sebelas Patriot memang buruk, tetapi tidak tebal. Kita bisa segera menamatkannya lalu melupakan. Tetapi ini terlalu tebal untuk novel yang membosankan.

Bahkan ada beberapa yang saya kira ganjal. Misalnya, inspektur Abdul Rojali yang terpesona dengan Shah Rukh Khan yang berperan sebagai nspektur Polisi. Saya tidak tahu di film mana Shah Rukh Khan menjadi Inspektur polisi. Kalaupun ada, itu tidak representatif. Shah RukhbKhan adalah representasi anak muda cool yang melankolis. Seharusnya Akhshay kumar saja, karena dia sering menjadi inspektur gagah, macho, dan berkacamata hitam. Representatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar